Aperture, Shutter Speed & ISO

Teknik2 Fotografi & Fungsinya 

Fotografi bukan segalanya tentang kamera. Dikatakan bahawa fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Menghasilkan sebuah gambar yang bagus, harus memiliki visi yang kuat dalam hal ‘melihat’. Memperhatikan cahaya, komposisi dan moment adalah hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan ‘bagus’. 

Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknik asa fotografi. Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka, sekiranya perlu mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja. 

Tugas utama dari kamera adalah mengatur intensity cahaya yang masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera menerima terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan overexposed. Dan sebaliknya. Bagaimanapun agar cahaya yang masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang. Berikut saya explainkan satu-satu. 

Aperture 
Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logiknya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. 

Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematiknya memang benar (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk  kata f/2.8 atau f/5.6, karena ia lebih mudah.

Efek dari Aperture 
Seperti ubat batuk yang memiliki efek sampingan, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field). 

Shutter Speed 
Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. 

Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahawa sebuah foto menggunakan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 persaat. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahawa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematik memang begitu.

Efek dari Shutter Speed 
Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lambat gambar akan terlihat blur kerana gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat.


ISO dan ASA
Adalah tahap sensitiviti medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitivitinya. Ertinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya. 

Efek ISO atau ASA 
ISO adalah tahap sensitiviti sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitiviti film (medium), jadi perbezaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logiknya sama. Kecuali efek sampingannya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise.


p/s: artikel berguna ini saya ambil dari satu website foto indonesia dan diubah mengikut kesesuaian pemahaman kita khas untuk anda yang nak tau. Yang dah otai2 tu silalaa tambah2 buat orang2 yang masih mencari2 arah macam aku ni..hehe Klau nak tgk yg original, sila KLIK SINI

No comments:

Post a Comment

shoutout ur souls!!!